’’Ayo, Main..Main..Main..!!’’, seru suara seorang pemuda sambil menepuk tangan memberi semangat. Seruan itu kemudian disambut oleh para pemuda lainnya yang sedang berkelompok di beberapa sudut lokasi posko kemudian memusat ke sumber suara. Seruan ini bukan kata yang sebenarnya. Ini adalah komando yang mereka ciptakan sebagai aba-aba untuk berembuk guna membahas sebuah rencana.
Mereka menggalang dana dan kebutuhan logistik kemudian menyalurkan kepada penyintas pascabencana banjir besar di Desa Pakuku Jaya dan Milangodaa Barat. Mereka pula distribusi bantuan lalu disalurkan ke desa-desa terdampak banjir lainnya di wilayah kecamatan Pinolosian bersatu, Helumo dan Bolaang Uki. Mereka bukan binaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) apalagi organisasi pendonor dunia. Mereka menjuluki Peredam (Persatuan Relawan Muda Molibagu) yang terafiliasi dari sejumlah komunitas muda-mudi Kecamatan Bolaang Uki kompak tergerak morilnya secara sukacita membhaktikan diri membantu sesama.
Tim relawan Peredam dan Brimob bersama anak-anak penyintas pascabencana dalam rangkaian merayakan HUT ke-75 RI di Desa Pakuku Jaya, Bolsel. (Foto: tim relawan Peredam)
