BOLMONG – Wabah virus Corona menjadi penyakit yang menyerang sejumlah negara di dunia. Penyebaran virus yang ditularkan kelelawar ini teridentifikasi berasal dari negara Cina. Pemerintah Indonesia sendiri telah mengantisipasi penyebaran dengan menutup sejumlah penerbangan dari Cina.
Corona menyebabkan kekhawatiran masyarakat Indonesia terutama mereka yang keluarganya tinggal atau berada di negara tirai bambu itu.
Semisal dari Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong), Sulawesi Utara (Sulut). Sebagaimana diketahui, 12 siswa yang memperoleh beasiswa kerja sama Pemkab Bolmong dan PT Conch North Sulawesi Cement, untuk kuliah di Cina , telah berada di negara itu usai dilepas pada awal Desember 2019 lalu.
Namun begitu, pemerintah kabupaten telah berkoordinasi dengan pihak Conch untuk memastikan kondisi ke-12 mahasiswa. Hasil koordinasi memastikan bahwa mereka aman dari virus Corona.
“Kami menjamin 12 mahasiswa yang sedang kuliah di Wuhu Institute of Tehnology dalam kondisi aman karena tidak masuk dalam area penyebaran virus tersebut,” kata Kepala Dinas Pendidikan Bolmong, Renti Mokoginta, ketika dihubungi, Selasa (28/1/2020).
Tak hanya itu, kata Renti, pihaknya juga menghubungi langsung perwakilan mahasiswa di Cina untuk lebih memastikan mereka baik-baik saja.
“Selain berkoordinasi dengan PT Conch, kami secara rutin berkomunikasi langsung dengan mahasiswa,” bebernya sembari menegaskan lagi bahwa kampus para mahasiswa jauh diluar wilayah penyebaran.
Baca: PT Conch Sulut Sukses Menyeleksi Siswa Berprestasi dari Bolmong untuk belajar di Cina
Pihak Conch sendiri membenarkan bahwa para mahasiswa dalam keadaan baik. Menurut, Antonetta Elly, penerjemah perusahaan semen itu, pihak kampus juga menjaga dengan baik keberadaan para mahasiswa.
“Bahkan stok makanan saja dosen yang tanggung jawab untuk keluar beli. Seluruh mahasiswa internasional dijaga di universitas,” kata wanita yang akrab disapa Nelly ini, Selasa (28/1/2020).
Nelly menerangkan, keberadaan kampus jauh dari Wuhan, kota yang diduga menjadi wilayah penyebaran virus Corona.
“Jauh dari Kota Wuhan. Sekitar 500 kilometer. Kami juga selalu kontak-kontakan dengan ade-ade mahasiswa dan dosen,” kata dia sembari memperlihatkan tangkapan layar percakapan dengan Andriana, mahasiswa asal Bolmong.
Editor: Rahmat Putra Kadullah