instink.net, BOLMONG – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Bolaang Mongondow Raya (Ambor), melakukan aksi unjuk rasa di halaman kantor Bupati Bolmong, untuk menuntut pemerintah mencabut ijin pengembang perkebunan kelapa sawit, PT Anugerah Sulawesi Indah (PT ASI), Kamis (22/11/2018) siang.
Silih berganti para mahasiswa menyuarakan tuntutannya melalui megaphone yang mereka bawa.
Dalam orasinya, mahasiswa menyampaikan beberapa surat keputusan yang terbit pada tahun 2011 sampai 2015 terkait rencana pengembangan perkebunan kelapa sawit bermasalah sejak awal diterbitkan.
“Ijin yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah tidak melihat kebutuhan masyarakat, serta tidak mempertimbangkan penolakan yang selalu disuarakan masyarakat,” kata salah satu orator, Ade Saputra.
Lanjutnya dalam orasi, dalam konteks negara demokrasi, pemerintah itu dipilih rakyat maka kebijakan pemerintah harus sesuai dengan apa yang dibutuhkan dan dikehendaki oleh rakyat.
“Tanpa adanya rakyat maka tak ada yang namanya pemerintah,” teriaknya lantang.
Ia juga menyinggung soal tanah hak guna usaha (HGU) yang diberikan kepada PT ASI. Menurutnya, pemerintah dan masyarakat memiliki posisi yang sama dalam mengoptimalkan lahan HGU.
Usai berorasi, mahasiswa memaksa untuk masuk kedalam kantor untuk menemui Bupati Bolaang Mongondow, Yasti Soepredjo Mokoagow. Aksi mahasiswa dihalau oleh anggota Pol PP yang menyebabkan saling dorong antara kedua belah pihak.
Keinginan mahasiswa untuk menemui Bupati tak terwujud, karena saat itu, Bupati tidak sedang berada di kantor. Mahasiswa hanya ditemui oleh asisten bidang pemerintahan, Derek Panambunan.
Mahasiswa memberikan secarik kertas kepada Panambunan yang bertuliskan tuntutan-tuntutan mereka.
Kepada mahasiswa, Panambunan yang didampingi oleh Kapolsek Lolak dan Camat Lolak, berjanji akan menyelesaikan persoalan dengan mengundang mahasiswa dalam forum intelektual.
“Dalam forum intelektual ade-ade mahasiswa bikin konsep. Konsep itulah yang nantinya akan kita bicarakan, dan tentu didalamnya tentu membicarakan regulasi yang nantinya pemerintah akan beri penjelasan-penjelasan,” kata Panambunan sambil mengimbau agar pengunjuk rasa untuk tetap tertib dalam menjalankan aksinya.
Menjawab apa yang disampaikan Panambunan, Ade Saputra mengatakan akan menyiapkan kajian-kajian akademisi untuk dibahas dalam forum nanti.
“Kami akan menyiapkan kajian-kajian akademisi yang akan diberikan kepada pemerintah sebagai bentuk penolakan atas kebijakan yang tidak pro kepada rakyat,” pungkasnya.
Aksi unjuk rasa mahasiswa juga didukung dengan kehadiran warga sekitar lokasi pengembangan perkebunan kelapa sawit yang terletak di Desa Lolak, Desa Lolak Tombolango, Desa Padang Lalow dan Desa Lolak 2, yang seluruhnya berada di wilayah Kecamatan Lolak.
Usai ditemui asisten, mahasiswa dan warga membubarkan diri dengan tertib. Saat meninggalkan kantor bupati, mahasiswa dan warga dikawal aparat dari Polsek Lolak.
Jurnalis : Mathox Kadullah