Mendengar nama Amrin Simbala tentu tidak asing bagi masyarakat yang terus memantau perkembangan proses evakuasi korban bencana tanah longsor yang terjadi di lokasi tambang emas Desa Bakan pada hari Selasa (26/2/2019) malam.
Minggu (3/3/2019) pagi sekira pukul 05.30 WITA, di tenda posko korban bencana longsor, kakek berusia 75 tahun ini sudah terbangun dari tidur yang tidak nyenyak.
“Saya sulit tidur. Semakin menutup mata, serasa dunia semakin terang,” katanya saat ditanyakan keadaan tidurnya.
Kakek Amrin sejak mendengar peristiwa tragis yang menyebabkan anaknya, Kadir Simbala yang menjadi salah satu korban, tetap bertahan, dan belum beranjak pulang. Bahkan ia sempat dua malam bertahan di lokasi kejadian.
“Saya ingin proses evakuasi ini segera berakhir agar saya bisa mengetahui kondisi Odeng (nama panggilan anaknya Kadir) seperti apa,” ujar kakek yang berciri khas menggunakan peci ini.
Bahkan kata kakek Amrin, jika diperlukan ia bersedia untuk membantu tim SAR mengevakuasi anaknya dan para korban lainnya.
“Itu jika diijinkan. Saya juga siap memenuhi syarat yang ditentukan untuk melakukan evakuasi,” ujarnya penuh semangat.
Menurutnya, keinginan ini turut mewakili keluarga dari para korban yang hingga saat ini belum ditemukan. Ia juga berharap cuaca hari ini tidak akan menghalangi proses evakuasi.
“Saya berharap tidak hujan karena akan menyebabkan proses evakuasi bakal tertunda,” ujarnya sedikit khawatir.
Terinformasi, proses evakuasi dengan menggunakan alat berat di hari keenam bencana longsor dilakukan siang dan malam. Namun sampai berita ini ditayangkan, belum ada korban yang berhasil dievakuasi dari gua.
Penulis : Rahmat Putra Kadullah