Bolmong Status Darurat Bencana Banjir dan Tanah Longsor

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr +

BOLMONG – Bencana alam banjir dan tanah longsor yang terjadi di wilayah Dumoga Bersatu, Kabupaten Bolaang Mongodow, Sulawesi Utara,  memaksa 905 warga harus mengungsi ke rumah-rumah keluarga mereka.

Berdasarkan hasil assesment Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bolmong, sebanyak 259 rumah tergenang air yang tingginya mencapai 50 sentimeter hingga 2 meter.

Selain itu, terdapat 10 titik longsor di Desa Matayangan, Kecamatan Dumoga Barat, jalur penghubung Kabupaten Bolmong dan Bolmong Selatan. Jembatan yang ada di Desa Kosio atau berada di jalur trans sulawesi juga amblas sepanjang 7 meter akibat diterjang banjir. Kondisi ini menyebabkan jalur menuju Provinsi Gorontalo sama sekali tidak bisa dilalui.

Menghadapi kondisi ini, Pemkab Bolmong menerbitkan maklumat, bahwa daerah ini berstatus tanggap darurat bencana banjir dan tanah longsor. Hal ini disampaikan oleh Kepala Bidang Tanggap Darurat, BPBD Bolmong, Rafik Alamri. Menurut Rafik, status tanggap darurat bencana berlangsung selama 14 hari.      

“Itu terhitung sejak 25 Juli sampai dengan 7 Agustus 2020,” ungkapnya, Senin (27/7/2020).

Disisi lain, menurut dia, BPBD telah melakukan kerja sama dengan pihak Balai Jalan dan Balai Sungai Provinsi Sulut serta PUPR untuk membersihkan material longsor.

“Kami juga tengah mengkaji pembuatan jembatan darurat di Kosio,” imbuhnya.

Sebagaimana diketahui, bencana alam banjir dan tanah longsor terjadi akibat hujan dengan intensitas tinggi dan sedang yang terjadi sejak Jumat (24/7/2020) malam hingga Sabtu (25/7/2020) pagi. Hal ini menyebabkan Sungai Ongkag meluap. Bahkan, bendungan Kosinggolan di Desa Toraut terpaksa dibuka karena tidak mampu lagi menampung debet air yang telah melewati batas maksimal.

Editor: Rahmat Putra

Bagikan berita ini:

Comments are closed.

instink.net