Instink.net, POLITIK – Demo ratusan pendukung Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota, Jainudin Damopolii dan Suharjo Makalalag (Jadi Jo), di depan kantor Panwaslu Kotamobagu, Kamis (12/7/2018) nyaris ricuh. Massa terlibat saling dorong dengan anggota Polres Bolaang Mongondow yang sedang berjaga.
Kejadian ini dipicu oleh salah seorang pendemo yang berusaha menembus barikade polisi untuk masuk ke kantor Panwaslu. Massa menuntut Ketua Panwaslu Kotamobagu Musly Mokoginta, untuk keluar menemui pendemo.
Aksi demo dilakukan pendukung Paslon yang gagal pada Pilwako Kotamobagu saat Pilkada serentak 27 Juni 2018, karena kecewa dengan Panwaslu yang dianggap tidak netral. Dalam orasinya, masssa menuntut agar anggota Panwaslu Kotamobagu dicopot dari jabatannya.
Setelah negosiasi, Musly akhirnya keluar menemui para pedemo. Kepada pedemo Musly mengatakan bahwa apa yang dituduhkan kepada Panwaslu telah diselesaikan sesuai aturan.
“Dugaan praktek money politic telah dibahas bersama sentra Gakumdu dan semua hasil telah diumumkan ke media massa,” ujar Musly.
Tak puas mendemo Panwaslu, massa bergerak ke kantor KPU Kotamobagu untuk menyampaikan orasinya. Di KPU, Pedemo diterima tiga orang anggota komisioner KPU.
Menjawab tuntutan pedemo, salah seorang komisioner KPU Amir Halatan mengatakan bahwa sejauh ini pihaknya telah menjalankan Pilkada sesuai dengan tahapan.
“Akan ada sangsi jika ada yang tidak netral. Seperti yang saat ini kita lakukan dengan memberhentikan sementara salah seorang penyelenggara dan telah dilaporkan ke DKPP,” ujar Amir.
Diketahui, dugaan praktik money politic pada Pilwako Kotamobagu tidak terbukti setelah melalui keputusan sidang di Bawaslu Provinsi Sulut di Manado beberapa waktu lalu.
Selama aksi berlangsung, pedemo dikawal ketat oleh aparat dari Polres Bolmong, Brimob Inuai dan anggota TNI.
Jurnalis : Mathox Kadullah