BOLMONG – Peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ke-111 di Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong), Sulawesi Utara (Sulut), digelar dengan melaksanakan upacara bendera, yang dipusatkan di halaman kantor bupati, Senin (20/5/2019). Wakil Bupati Bolmong, Yanny Ronny Tuuk, berkesempatan menjadi inspektur upacara.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) selain merayakan Harkitnas, turut pula memperingati hari KearsipanNasional ke 48, serta dirangkaikan dengan apel Korpri untuk ASN lingkup Pemkab Bolmong.
Dalam kesempatannya menyampaikan sambutan, Wabup membacakan sambutan Menteri Komunikasi dan Informatika RI, Rudiantara, dihadapan ribuan peserta upacara yang berlangsung cukup khidmat ini.
“Harkitnas tahun ini sangat relevan jika dimaknai dengan teks sumpah palapa. Yang mana, saat ini bangsa berada dalam situasi pasca pesta demokrasi yang menguras energi dan emosi sebagian besar masyarakat Indonesia pada umumnya,” ucap Wabup mengingatkan bahwa sampai saat ini tahapan pesta demokrasi tersebut dapat berjalan lancar dan aman.

Forkopimda dan pejabat Bolmong mengikuti jalannya upacara (Foto: Humas Pemkab Bolmong).
Ditambahkannya, lebih satu abad bangsa telah menorehkan catatan penghormatan dan penghargaan atas kemajemukan bangsa, dimana dalam kondisi kemajemukan bahasa, suku, agama, kebudayaan berada ditingkah paling ekstrim pun, mampu terjaga persatuannya.
“Tak diragukan lagi bahwa kita pasti akan mampu segera kembali bersatu dari kerengganan perbedaan pendapat, dari keterbelahan sosial dengan memikirkan kepentingan yang lebih luas bagi anak cucu bangsa ini, yaitu persatuan Indonesia,” ujar Wabup.

Wabup foto bersama Forkopimda, Sekda dan pejabat Bolmong (foto: Humas Pemkab Bolmong).
Harapan besar Wabup agar Peringatan Harkitnas dijadikan momen untuk membangkitkan rasa persatuan agar bangsa yang besar ini mampu terus menghidupi semangat persatuannya selama berabad-abad.
Kepada umat Islam di Bolmong, Yanny berpesan agar bulan Ramadan digunakan sebaik-baiknya beridabah semata kepada Allah SWT. “Bagi umat muslim, jadikanlah bulan suci ini untuk kita mengejar pahala dan meninggalkan perbuatan-perbuatan yang dibenci Allah SWT seperti permusuhan, penyebaran kebohongan dan fitnah. Hingga kita mengakhiri puasa dengan hati dan lingkungan yang bersih berkat hubungan yang kembali fitri,” tutupnya.
Advetorial