Masyarakat Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) dibuat syok setelah Pemerintah Daerah Bolsel melalui siaran pers, Selasa (19/5), memaklumatkan hasil SWAP dari labolatorium di Manado yang diterima baru-baru ini; dari beberapa poin tersebut satu di antaranya—sangat penting—yakni bahwa satu dari tujuh orang warganya dinyatakan positif terpapar virus Covid-19. Hasil ini dapat dikatakan pukulan telak bagi pemerintah Bolsel. Apakah ini kelalaian pemerintah Bolsel?
Sepintas kita kembali ke masa hampir sebulan sebelumnya, atau tepatnya ketika Pemda Bolsel mulai bergerak cepat dengan membentuk tim gugus yang melibatkan segenap lembaga baik itu Polri, TNI, dan seluruh intansi pemerintah dalam pencegahan wabah pandemi ini tembus di Kabupaten Bolmong Selatan. DI bawah komando Bupati Hi Iskandar Kamaru—ia juga sangat sering turun di lapangan—terus memantau kesiapan dari sejumlah intansi pemerintah dan lembaga pelayanan publik (seperti rumah sakit dan puskesmas; mulai dari kelengkapan APD dan para medisnya) guna menghadapi ketika wabah ini merambah di Kabupaten Bolsel.
Sementara saat itu, di luar daerah, paling dekat Kabupaten Bolmong dan—paling utama—Kota Kotamobagu ketika itu sudah panik dengan dikejutkan telah terpaparnya sejumlah warga positif virus Corona. Hal ini terjadi lebih disebabkan lemahnya pengawasan pemerintah Kotamobagu dalam men-trekking warganya yang datang dari luar daerah (Kabupaten Gowa) kembali ke rumah (Kotamobagu).
Letak geografis Kabupaten Bolmong Selatan yang menghubungkan antara Kabupaten Bolmong-Kota Kotamobagu dan Provinsi Gorontalo, sangat rentan penularan virus ini terjadi. Di mana sejumlah klaster di Kabupaten Bolmong, Kota Kotamobagu dan Provinsi Gorontalo sudah terpapar