Upaya dan kerja keras yang telah dilakukan oleh Pemda Bolaang Mongondow Selatan dalam penanganan percepatan penurunan stunting menunjukkan hasil yang cukup memuaskan.
Ini terbukti pada aplikasi sistem Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) tahun 2022 dan 2023 serta aplikasi Web Monitoring Bina Bangda Kemendagri yang menunjukkan bahwa kondisi Stunting di Kabupaten Bolsel selama dua tahun terakhir (2022-2023) telah terjadi penurunan prevalensi stunting skala Kabupaten dari 5,21% menjadi 3,07%.
Dengan rincian, terdapat lima kecamatan mengalami penurunan prevalensi stunting yaitu Kecamatan Posigadan 3.90% (2022) menjadi 2.62% (2023), Kecamatan Helumo 5% (2022) menjadi 4,3% (2023), Kecamatan Bolaang Uki 9,5% (2022) menjadi 4,8% (2023), Kecamatan Pinolosian 4,6% (2022) menjadi 3% (2023) Kecamatan Pinolosian Timur (wilayah Kerja PKM Dumagin) 3.20% (2022) menjadi 2,2% (2023) dan (wilayah Kerja PKM Onggunoi) 7,8% (2022) menjadi 1,7% (2023).

Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS).
Serta ada 2 di antaranya menurun secara signifikan yaitu Kecamatan Bolaang Uki 9.5% (2022) menjadi 4.8% (2023), dan Kecamatan Pinolosian Timur (wilayah Kerja PKM Onggunoi) 7.8% (2022) menjadi 1,7% (2023). Kemudian, ada 2 kecamatan mengalami kenaikan prevalensi stunting yaitu Kecamatan Tomini 1,5% (2022) menjadi 1,7% (2023), Kecamatan Pinolosian Tengah 0.50% (2022) menjadi 1,2% (2023).
Sekretaris Daerah (Sekda) Marzanzius Arvan Ohy SSTP, MAP menjelaskan, untuk penurunan prevalensi stunting tersebut adalah hasil kerja keras seluruh jajaran pemerintah daerah melalui program kerja dan kegiatan yang dilaksanakan oleh masing-masing perangkat daerah yang termasuk dalam Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), melalui pembiayaan APBD 2023 dengan total anggaran Rp.24.785.676.745, yang mencakup intervensi spesifik sebesar Rp.1.278.927.200, dan intervensi sensitif sebesar Rp.23.329.426.695, serta intervensi koordinatif sebesar Rp.377.322.830. Selain itu, upaya penurunan Stunting juga didukung oleh pemerintah desa se-kabupaten Bolsel melalui pembiayaan APBDes dengan total anggaran di 81 desa sebesar Rp.4.656.362.710.

Keberhasilan penurunan prevalensi stunting di Bolsel.
“Keberhasilan penurunan prevalensi stunting di Bolsel juga ditopang oleh peran serta Komunitas, Organisasi Masyarakat, Perusahaan swasta dan masyarakat filantropi melalui program Berkah Tuntaskan Stunting (BTS) yang dilaksanakan sejak awal tahun 2023. Selain itu, ada pula Program Intervensi perusahaan JRBM untuk Stunting di dua kecamatan daerah lingkar tambang yaitu Kecamatan Pinolosian Tengah dan Pinolosian Timur,” ujar Sekda Senin 4 Desember 2023.
Sekda juga menjelaskan, pada akhir tahun 2023 ini, Aksi Integrasi Percepatan Penurunan Stunting di Kabupaten Bolsel sudah masuk pada ke Aksi 7, yaitu Pengukuran dan Publikasi. (ADV)