Aksi unjuk rasa oleh sejumlah pemuda mewarnai momentum perayaan hari ulang tahun ke 15 Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, Jumat (21/7/2023). Di mana Pemda dan DPRD Bolsel tengah menggelar upacara dan sidang istimewa terkait perayaan HUT daerah.
Sekurangnya 20 pemuda asal Bolsel yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Pemuda Peduli Rakyat Bolsel (AMPPERA) turun ke jalan. Dengan sebuah mobil jenis pikap dan perangkat pelantang suara pemuda ini menyuarakan aspirasinya.
Namun, belum tiba di titik aksinya, tepatnya di lokasi pelaksanaan upacara HUT, para pendemo ini telah diadang oleh barisan aparat kepolisian yang diterjunkan Polres Bolsel. Puluhan aparat menutup akses jalan di ujung Desa Tolondadu.
“Kami hanya ingin menyampaikan aspirasi yang dirasakan oleh rakyat. Tapi sangat disayangkan, dan kami sangat kecewa, pemerintah tidak mengakomodir kehadiran kami di sini,” ungkap salah satu orator pendemo melalui pelantang suara.
Koordinator Lapangan AMPPERA, Diki Gobel, mengungkapkan, aksi unjuk rasa ini merupakan refleksi di HUT Bolsel atas kinerja pemerintah Bolsel selama ini. Ada beberapa hal yang menurutnya harus dijawab oleh pemerintah Bolsel terkait hasil kajian sebelum aksi unjuk rasa ini dilakukan.
“Sedikitnya ada beberapa poin yang harus dijawab oleh pemerintah, yakni mengenai angka kemiskinan dalam beberapa periode ini masih tinggi di Bolsel, juga persoalan adanya tambang emas ilegal yang ada di Tobayagan dan sekitarnya,” ungkap Diki saat diwawancarai.
Kendati aksi mereka yang berjalan sejak pagi hari tidak mendapat tanggapan langsung oleh bupati atau pejabat perwakilan pemerintah, Diki menegaskan, pihaknya tidak akan tinggal diam dan akan melanjutkan aksinya.
“Kami akan turun (aksi) kembali di hari-hari kedepan hingga aspirasi kami mendapat jawaban dari pemerintah,” ucapnya.
Sementara itu, pihak Pemda Bolsel hingga berita ini diturunkan belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait aksi tersebut. (faisal manoppo)
