Kenapa orang Indonesia doyan menyebarkan hoax? Ketua Masyarakat Indonesia Anti Hoax Septiaji Eko Nugroho mengutarakan bahwa sebabnya mungkin berkaitan dengan penggunaan teknologi yang tidak dibarengi dengan budaya kritis melihat persoalan.
“Kita itu termasuk lima besar pengguna smartphone dunia, tapi tingkat literasinya kedua terbawah setelah Botswana di Afrika,” ujar Septiaji ketika berbicara dalam deklarasi Masyarakat Anti Hoax di Jakarta, sebagaimana dikutip Kompas.com beberapa tahun lalu. Ia menilai, rendahnya minat membaca masyarakat Indonesia di tengah meningkatnya pengguna internet, masyarakat Indonesia cenderung suka menyebarkan informasi ke orang lain tanpa lebih dahulu memeriksa kebenarannya.
“Banyak orang merasa hebat kalau jadi yang pertama menyebarkan informasi, entah benar atau tidak,” keluhnya, dikutip Kompas.com.
Dalam kutipan Kompas.com menambahkan, merebaknya berita bohong juga disinggung kritis oleh akademisi dan intelektual Muslim Komarudin Hidayat. Ia menyayangkan sikap sebagian orang yang menurut dia lebih senang ngerumpi ketimbang membaca.
“Orang ingin jadi yang pertama (menyebar informasi), mencari sensasi, berlomba-lomba menikmati kesenangan dalam kebohongan,” kata Komarudin.
Bahkan menurutnya, hoax adalah hal berbahaya yang akibatnya bisa sangat merugikan bagi pihak yang menjadi korban, mulai dari kehilangan reputasi, materi, bahkan juga bisa mengancam nyawa. Komarudin menyamakan bahaya hoax yang adiktif dengan narkoba. “Periksa kebenarannya terlebih dahulu,” ujar Komarudin. “Kalau tidak jelas, stop. Kalau jahat, jangan ikut-ikutan,” tandasnya.
Tantangan Berkah
Pegiat hoaxer (penipu) penyebar berita atau informasi bohong juga dirasakan mulai mewabah di Kabupaten Bolmong Selatan. Intensitas menebar hoax di media sosial bahkan meningkat signifikan pada masa tahapan pemilihan kepala daerah ketiga di daerah hasil pemekaran ini. Pasangan calon bupati dan wakil bupati sang petahana Iskandar Kamaru – Deddy Abdul Hamid, merasakan besarnya gelombang hoax berupaya merusak citranya di mata publik. Hal ini seiring meningkatnya juga popularitas pasangan berjuluk ‘Berkah’ ini di tengah masyarakat.
Ketua Tim Pemenangan Berkah Zulkarnain Kamaru menanggapi berkembangnya berita bohong yang kini dihadapi timnya. Menurutnya, penyebar berita bohong adalah musuh sebenar-benarnya musuh tidak hanya tim Berkah, melainkan juga bagi masyarakat Bolmong Selatan. Dan itu harus dilawan.
“Cara melawannya tidak serta-merta menelan mentah-mentah informasi bernada menyerang kandidat. Harus di-cek dan kros cek kembali kebenarannya,” harap Zulkarnain.
Ketua Komisi II DPRD Bolmong Selatan menyebut berita hoax berikut si-penyebarnya adalah potensi besar terjadinya perpecahan sosial dan mengganggu jalannya pesta demokrasi di Kabupaten Bolmong Selatan. Ia mengajak kepada masyarakat untuk lebih cermat dan teliti mana berita bohong dan mana berita fakta.
“Kami sudah menegaskan kepada seluruh tim dan pendukung Berkah untuk bersama-sama melawan hoaks karena itu adalah musuh bersama kita semua,” tegasnya.
Sembari itu, lanjutnya, tim Berkah tetap akan fokus pada kinerja dengan menyampaikan program-program kerja pasangan Iskandar Kamaru – Deddy Abdul Hamid kepada masyarakat. “Ini adalah momentum bagi masyarakat Bolsel menentukan pilihannya mana yang terbaik bagi kemajuan Bolsel lima tahun kedepan. Iskandar Kamaru dan Deddy Abdul Hamid telah membuktikan program kerjanya semasa memimpin Bolsel empat tahun terakhir,” ucap mantan Ketua KPUD Bolmong Selatan ini. (redaksi Instink.net)