100.000 Penduduk Disekitar Gunung Agung Dievakuasi

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr +

Instink.net, JAKARTA  Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho mengatakan pihaknya masih terus mendata dan mengkoordinasikan berapa jumlah penduduk yang harus segera dievakuasi terkait status awas Gunung Agung. Pemerintah dan pihak terkait diperkirakan harus melakukan evakuasi terhadap 90.000-100.000 penduduk yang tinggal di sekitar Gunung Agung.

“Jumlah penduduk masih terus dihitung, karena beberapa catatan menunjukkan data yang berbeda. Tapi perkiraan awal ada 90.000-100.000 penduduk harus kita evakuasi, harus keluar dari zona berbahaya,” kata Sutopo dalam konferensi persnya, di Graha BNPB, Jalan Pramuka, Jakarta Timur pada Senin, 27 November 2017.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) sebelumnya telah menaikkan status Gunung Agung dari siaga (level 3) menjadi awas (level 4) terhitung mulai Senin, 27 November 2017 pukul 06:00 WITA. Status awas adalah status tertinggi dalam status gunung api.

Namun, menurut Sutopo, berdasarkan laporan yang ia terima belum semua masyarakat mengungsi. Masyarakat yang tinggal di sekitar area terdampak letusan belum mau mengungsi karena masih ada ternak yang belum dievakuasi. Selain itu, ada juga masyarakat yang beralasan bahwa kondisi tersebut dianggap masih aman.

Sutopo mengatakan pihaknya telah melakukan penyisiran dan terus-menerus membujuk penduduk supaya mau mengungsi. “Kalau tetap berkukuh kita akan evakuasi paksa,” katanya.

Kemudian, Sutopo juga mengatakan bahwa sejak Ahad, 26 November 2017, sudah ada juga masyarakat yang telah memulai melakukan evakuasi mandiri. Meskipun demikian, menurut catatan kemungkinan sudah ada lebih dari 40.000 masyarakat mengungsi di beberapa tempat.

“Tapi jumlah data pengungsi masih terus dilakukan pendataan dan kemungkinan akan terus bertambah,” kata Sutopo.

Menurut catatan BNPB, erupsi Gunung Agung terus meningkat. Tingkat erupsi sekarang meningkat dari fase freatik ke magmatik (sejak teramati sinar api di puncak di malam hari pada 25/11/2017 pukul 21.00 WITA. Sampai hari ini erupsi fase magmatik disertai kepulan abu tebal menerus mencapai ketinggian 2.000-3.400 meter dari puncak.

Kepulan abu terjadi terus-menerus kadang-kadang disertai erupsi eksplosif disertai suara dentuman lemah yang terdengar sampai jarak 12 km dari puncak Gunung Agung. Sinar api semakin sering teramati di malam hari berikutnya. Ini menandakan potensi letusan yang lebih besar akan segera terjadi.

 

Sumber : tempo.co
Editor     : instink.net

Bagikan berita ini:

Comments are closed.

instink.net